Pemegang Saham Tolak Proposal Kenaikan Gaji Bos Starbucks

051450000_1528199007-bos_starbuk

Para pemegang saham Starbucks menolak proposal pembayaran gaji CEO Starbucks Kevin Johnson. Hai ini menjadi sesuatu langka yang mungkin mengindikasikan sejumlah pemegang saham berpikir kalau CEO dibayar lebih.

Kabar itu dilaporkan pertama kali oleh WallS Street. Setelah pertemuan pemegang saham tahunan, CEO Starbucks Kevin Johnson memperoleh bonus USD 1,86 juta pada tahun fiskal 2020. Hal ini sebagai tambahan penghargaaan yang diberi untuk menjaga posisi hingga 2022.

 

“Dewan dengan suara bulat mendukung penghargaan retensi berbasis kinerja yang diberikan kepada eksekutif kami pada akhir 2019,” ujar Anggota Dewan Starbucks Mary Dillon dalam pernyataan menanggapi pemungutan suara tersebut seperti dilansir dari CNN, Sabtu (20/3/2021).

Perusahaan mencari persetujuan tidak mengikat atas proposal “say-on-say”. Proposal yang tidak mengikat, perusahaan tidak perlu melakukan perubahan apa pun berdasarkan hasil pemungutan suara.

Akan tetapi, perusahaan secara hukum diharuskan mengizinkan investor untuk memberikan suara.”Sangat jarang proposal say-on-pay tidak disetujui,” ujar Kai Liekefett, Partner Sidney Austin Law Firm.

Ia menuturkan, ketika investor berpikir eksekutif dibayar berlebihan mungkin menunjukkan kereasahan pemegang saham. “Para pemegang saham biasanya tidak keberatan para eksekutif menghasilkan banyak uang, selama kinerjanya luar biasa,” ujar Liekett.

Berita Terkait

28 Maret 2025

JAM-Pidsus Periksa 1 Orang Saksi Terkait Perkara Minyak Mentah PT Pertamina

WWW.INDONESIACERDASNEWS.COM |JAKARTA -- Kejaksaan Agung melalui Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) memeriksa 1 orang saksi terkait perkara minyak mentah PT Pertamina. Kamis...